Saturday, August 30, 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Aku adalah manusia yang penuh harap

Setiap kali ku berharap, setiap kali itu pula aku termenung

“Akankah asa ini menjadi nyata?”

Jawabnya ada di dalam hati kecil ini

Mengapa hati?

Karna sesungguhnya

Hati ini yang akan membawa kita

Pada pencapaian segala harapan kita

Pertanyaanya, sudah puaskah kita meminta?

Sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang telah sampai pada kita?

****

Ya Rabb...

Betapa sempurnanya Engkau ciptakan makhlukMu...

Ribuan syukur pun tak sanggup melukiskan

Kesempurnaan MahakaryaMu...

Ya Rabb...

Betapa rendahnya diri ini dihadapanMu...

Selalu saja meminta dan meminta lebih....

Maafkan hambaMu yang kurang ilmu ini...

Sehingga tak mampu mensyukuri segala nikmatMu...

Ya Rabb...

Maafkan hati ini yang seringkali

Merasa sulit untuk menerima takdirMu dengan Ikhlas

Ajari aku ’tuk ikhlas menerima segala ketentuanMu...

Ya Rabb

’Kan ku sambut RamadhanMu dengan senyum

’Tak kan lagi ku sia-siakan

Berilah aku kekuatan

’Tuk menjalankan Pesantren Iman Mu

Di Bulan penuh RahmatMu ini...

”Ya Tuhanku, janganlah Engkau tinggalkan aku seorang diri,

Dan Engkaulah waris yang paling baik.”

(QS Al-Anbiya, 21:89)

Marhaban Ya Ramadhan...

Note:

Saudara-saudari ku di bumi Allah,

Maaf atas segala khilaf

Mari kita sambut Ramadhan dengan hati yang bersih

Semoga kita mendapat keberkahan yang diRidhoi Allah SWT

Amin....

Cengkareng, 27 Agustus 2008

Wednesday, August 13, 2008

Miskin itu Keadaan, bukan Karakter!

"Miskin itu keadaan, bukan karakter!"

Kutipan kata itu terlontar dari pak "P", yang ikut rapat untuk proyek video training 'base clean maintenance' pesawat.

Kala itu inti rapat sudah beres, dan berlanjut membahas kondisi dunia penerbangan di Indonesia. Khususnya pelayanan bagian kebersihan. Sebagai orang baru di dunia ini, aku lebih banyak menyimak saja...

Hanya ada 3 bapak-bapak, plus aku.

Mereka bertiga membicarakan kualitas pramugari di Indonesia yang kebanyakan 'titipan' alias punya relasi dengan pejabat. Kasarnya, "anak-anak orang kaya" yang nggak biasa susah.
Padahal seharusnya menurut mereka, pramugari itu harus gesit. Seperti yang terjadi pada pramugari-pramugari penerbangan JEPANG.

Kalau di Indonesia, pak P nyeletuk: "Ya ampun, bekas kencingnya aja nggak mau bersihin"
Sedangkan pramugari Jepang, sangat gesit, saking gesitnya, seperti pembantu rumah tangga saja... semua dikerjakan.... Service nya sangat bagus! semua bersih!!!

Wow...

Informasi lain yang mengejutkanku.
Ternyata penerbangan di Indonesia lebih mengutamakan 'furnishing' yang mempesona, ketimbang performa engine pesawat yang baik.
"penumpang nggak peduli mesin. nggak keliatan. kalau mereka lihat pesawat bersih keseluruhan, nyaman, mereka akan merasa senang." ujar salah satu dari ketiga bapak2 itu.


Kembali lagi ke pernyataan awal tentang pramugari Indonesia...
Bapak-bapak ini berpendapat, pramugari yang berasal dari kelas ekonomi 'atas' ini memang lamban. tidak gesit. pilih-pilih kerjaan.

Menurutnya, "harusnya pilih yang dari keluarga menengah ke bawah, kerjanya bagus. anak orang kaya mah nggak biasa kerja." ujar salah satu dari mereka...

Ada satu yang tak setuju, menurutnya, kalau pramugari dari kalangan menengah kebawah, akan sulit beradaptasi dengan penumpang pesawat yg kebanyakan menengah keatas.

Hal itu dibantah lagi oleh pak P. katanya, masalah itu bisa dengan mudah di training. karena...
"Miskin itu keadaan, bukan karakter!"

Selama itu bukan karakter, bisa diubah dengan mudah. Adaptasinya akan sangat gampang. Yang penting penumpang diberikan pelayanan yang prima.

Yah semoga bisa terwujud ya Pak...